Laman

Contoh Penggunaan SIG (Sistem Informasi Geografis)

  • SIG bidang Pemantauan Produksi Dibidang Pertanian (digunakan oleh kementrian pertanian)
    Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian. Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen berperan penting dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai negara.
    1. Penilaian Resiko Usaha Pertanian,
      Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS.
    2. Pengendalian Hama Dan Penyakit,
      Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemenfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi
    3. Pemantuan Budidaya Pertanian,
      Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan posisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya.
    4. Presisi Pertanian
      Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan. Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop management (SSCM). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic yield monitoring) seringkali menjadi tahap pertama dalam mengembangkan SSCM atau program PF. Data hasil tanaman yang presisi dapat digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan tanaman secara presisi (precision crop management system). PF diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi untuk titik-titik pada permukaan bumi. Dengan global postioning system (GPS) dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya adalah 1 sampai 3 meter. GPS adalah sistem navigasi berdasarkan satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS telah terbukti menjadi pilihan dalam postioning system untuk PF. Metode untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial atau DGPS (differential global postiong system). Perangkat keras yang diperlukan adalah GPS receiver, differential correction signal receiver, GPS antenna, differential correction antenna, dan computer/monitor interface.
    5. Pengelolaan Sumberdaya Air
      Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung Karang, Malaysia Sistem ini dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System) adalah untuk melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data komputer sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalam hal ini wilayah yang dilalui saluran irigasi. Kemampuan sistem RIMS yang menggunakan teknologi GIS dapat mengembangkan manajemen air dengan baik. Sistem RIMS diterapkan di wilayah irigasi Tanjung Karang, Malaysia.
    6. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan Untuk Kegiatan Pertanian Berlanjut
      Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan area prioritas dan hotspot dari keragaman hayati adalah hal paling mendasar. Aplikasi SIG untuk ini, baik di negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutan tropis mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan iklim global. SIG merupakan alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan iklim, yaitu dalam hal pengorganisasian data, dalam bentuk basisdata global, dan kemampuan analisa spasial untuk pemodelan. Aplikasi SIG untuk penelitian perubahan iklim berkembang pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata spasial akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area hutan tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.

      Aplikasi yang digunakan adalah Web gis, Arcgis, Map info, Waze, Google Earth, Google Maps, Global Maper
  • SIG di bidang Perikanan dan Kelautan (digunakan oleh kementrian kelautan dan perikanan)


    1. Site selection atau pilihan untuk budidaya laut.
      Hal ini merupakan awal untuk menggunakan GIS dalam bidang perikanan. Hal ini umumnya dilakukan di ruang skala kecil, namun sebenarnya dapat digunakan dalam skala besar. Pemilihan lokasi ini menjadi penting karena semakin banyaknya hambatan yang dihadapi dalam budidaya laut dan payau, misalnya masalah penyakit ikan secara massal di beberapa negara seperti Thailand,Sri Lanka, Indonesia dan banyak penyakit wabah lainnya yang dapat menyebabkan masalah dalam perikanan budidaya.
    2. Aplikasi SIG untuk menganalisis lokasi yang cocok untuk distribusi ikan berdasarkan parameter lingkungan.
      Berdasarkan parameter- parameter lingkungan seperti suhu perairan,kesuburan perairan dan fenomena/proses yang terjadi seperti upwelling,thermal fronts).
    3. Modelling pergerakan dan aktivitas ikan
      Aplikasi numerik ke model SIG untuk mensimulasikan atau memeramalkan berbagai proses
    4. Analisa dan usaha perikanan tangkap.
      Manajer Perikanan akan tertarik dimana usaha perikanan terkonsentrasi; dimana jumlah ikan yang tertangkap banyak; apa hubungan antara menangkap dan usaha, dll, dan banyak hal menarik yang berhubungan dengan usaha perikanan tangkap dapat dianalisis dengan SIG. Statistik keluaran dapat diperoleh dari berbagai GIS program. Jelas menangkap dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan berbagai lingkungan parameter, atau dalam hal siklus hidup ikan.
    5. Membangun database perikanan Regional dan Nasional.
      Walaupun tidak secara langsung dengan GIS aplikasi untuk manajemen perikanan dalam dilakukan, jelas bahwa tanpa masukan data besar maka aplikasi GIS untuk perikanan dan kelautan tidak dapat berfungsi. Maka di beberapa daerah utama perikanan yang besar upaya membangun data database, metadata set telah dilakukan.

      Aplikasi yang digunakan adalah Web gis, Arcgis, Map info, Waze, Google Earth, Google Maps, Global Maper
  • SIG Bidang Statistik Perhubungan (digunakan oleh kementrian perhubungan)
    Sektor Perhubungan adalah salah satu sektor yang penting dan menentukan dalam menunjang suksesnya pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Untuk mengetahui kinerja Sektor Perhubungan dapat dilihat melalui data-data yang terdokumentasikan. Halaman ini menampilkan data-data statistik secara on-line terkait prasarana transportasi dan beberapa data pendukung terkait. Data-data tersebut berbentuk data tabular, grafik dan spasial.
    Data-data statistik tersebut terdiri dari:
    1. Perhubungan Darat 
    2. Statistik Perhubungan Laut 
    3. Statistik Perhubungan Udara 
    4. Statistik Perhubungan Perkeretaapian 
    5. Untuk pendataan dan kemungkinan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 
    6. Mengetahui luas dan persebaran, serta kualitas lahan pertanian dan kemungkinan pola drainasenya. 
    7. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, pendidikan, rumah sakit, perkantoran, sarana hiburan dan rekreasi, serta pembuatan jalur hijau. 
    8. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk. 
    9. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan sarana transportasi dan komunikasi.Data Pendukung
    10. Data Prasarana Perhubungan
  • SIG Bidang Sosial (digunakan oleh kementrian sosial)
    Modal pembangunan tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya manusia dan sumber daya sosial. SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Khusus dalam bidang sosial, SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
    1. Untuk pendataan dan kemungkinan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 
    2. Mengetahui luas dan persebaran, serta kualitas lahan pertanian dan kemungkinan pola drainasenya. 
    3. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, pendidikan, rumah sakit, perkantoran, sarana hiburan dan rekreasi, serta pembuatan jalur hijau. 
    4. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk. 
    5. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan sarana transportasi dan komunikasi.
  • SIG Bidang Sumber Daya Alam (digunakan oleh kementrian PUPR)
    Pembangunan di Indonesia harus terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya budaya. Per kembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci, cepat, dan aktual tentang sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. Berbagai data sumber daya hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk perencanaan pembangunan.
    Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam antara lain untuk pengawasan daerah bencana alam, seperti:
    1. Memantau luas wilayah bencana alam; 
    2. Memetakan wilayah rawan bencana; 
    3. Pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang; 
    4. Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.

Macam program komputer (software) GIS beserta Kelebihan dan Kekurangan masing masing

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) merupakan sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Pada pengoprasiannya dibutuhkan software khusus, berikut saya lampirkan software yang biasa diaplikasikan dalam sistem informasi geografis.
  
ArcGis
ArcGIS merupakan produk software GIS dari ESRI yang saat ini paling mutakhir dengan segala "kecanggihannya". Bagi sebagian praktisi GIS menganggap lebih baik, bagus, dan lengkap untuk semua jenis kebutuhan pekerjaan GIS, bahkan jika dibandingkan dengan software GIS dari vendor lain. Berikut kekurangan dan kelebihan software ini:
Kelebihan ArcGis 
Memiliki fasilitas map publishing (graphic, text) yang cukup baik serta kemampuan menambahkan konten familiar (layer, shapefile, raster, dll)
Kelemahan ArcGis 
Memerlukan spek hardware yang tinggi, ArcGIS secara default tidak support multi View dan multi layout sehingga sangat menyulitkan pembuatan peta masal seperti Peta kegiatan GNRHL, Penggunaan ArcGIS tidak akan efisien jika tidak menggunakan beberapa software yang lain selain ArcMap yang dibuka bersama, misalnya ArcCatalog, Windows Explorer, dan Notepad, ArcGIS tidak 100% persen kompatible dengan ArcView 3x.

ArcView
 
ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan komponen-komponen programnya (view, theme, table, chart, layout dan script) dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView.
Kelebihan Arcview
kemampuannya berhubungan dan berkerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat lunak SIG ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat “plug-in” dan dapat diaktifkan ketika penggunanya memerlukan kemampuan fungsionalitas tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di-instal) ke dalam perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit Tools v3.1, Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool, Projection Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions.
Kelemahan Arcview
ArcView 3x adalah produk lawas yang tanggal kadaluwarsanya tinggal menunggu waktu, ArcView lebih mudah crash, ArcView tidak kompatible dengan VISTA, ArcView tidak  mendukung banyak tipe file, baik itu tipe file spasial ataupun file atribut, dan ArcView memiliki tingkat kustomisasi yang rendah.

MapInfo
Map Info Professional Map Info Professional adalah salah satu perangkat lunak (software) yang digunakan sebagai sarana untuk menampilkan atau pengimplementasian sistem informasi geografik. Seperti halnya perangkat lunak lain yang dioperasikan dibawah windows yang memiliki kemampuan multi tasking, maka MapInfo juga dapat digunakan secara bersama-sama dengan fasilitas lain didalam MapInfo sendiri. Konsep ini dinamakan sebagai desktop mapping, sehingga memungkinkan untuk menyajikan data spasial, data atribut dan grafik secara bersamaan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.Kemampuan lain dari desktop mapping ini adalah kemampuan untuk mengorganisir, memanipulasi dan menganalisis data. Informasi yang disajikan oleh MapInfo ini pada pronsipnya adalah hasil penggabungan data grafik dan non-grafik.
Kelebihan MapInfo 
Mudah dipelajari dan dioperasikan sehingga pengembangan di kemudian hari tidak mengalami kesulitan khususnya menyangkut sustainability dan operasionalnya, Perintah-perintah dilakukan dengan mudah tanpa harus selalu menghafalkan perintah. Icon dan pull down menyediakan semua perintah yang diperlukan secara lebih interaktif, Dapat dioperasikan dengan menggunakan PC, workstation atau mainframe dan dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi., Kompatibilitas dengan jenis data lain, bahkan dapat dilakukan link secara langsung ke berbagai macam format dengan fasilitas ODBC, Space file data yang dibutuhkan relatif kecil sehingga dapat menampung ribuan jenis data sehingga tidak memerlukan hard disk dengan kapasitas sangat besar atau menetapkan suatu komputer khusus
Kekurangan MapInfo
Tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan analisa overlay spatial seperti ArcInfo, tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan proses raster to vector menggunakan algoritma tertentu seperti halnya pada ER Mapper.


TEORI ANTRIAN

Antrian merupakan suatu kejadian yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari hari, baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Antrian adalah suatu kegiatan menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan dari suatu fasilitas, antrian dapat terjadi karena kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapatan pelayanan. Misalnya saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, calon penumpang melakukan check-in di airport, saat para pembeli antri  di supermarket untuk melakukan pembayaran, dan banyak contoh lainnya. Menurut A.K. Erlang, seorang ahli matematik Denmark padatahun 1909 mengenalkan beberapa sistem antrian. Menurut A.K. Erlang ada beberapa model sistem antrian :

1. Single Channel-Single Phase



Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu fasilitas pelayanan. Contohnya adalah sebuah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BNI yang hanya mempunyai satu loket pelayananan dengan jalur satu antrian.


ATM BNI Drive Thru Margonda Raya

2. Single Channel-Multi Phase


Sistem antrian dengan jalur tunggal dengan tahapan berganda ditunjukan sesuai ilustrasi, terdapat dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan dengan fasilitas pelayanan berurutan. Contohnya adalah pencucian mobil.

Cuci Mobil Hirdaulik Pondok Kelapa Jakarta Timur

3. Multi Channel-Single Phase


Sistem Multi Channel-Single Phase terjadi apabila dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Contohnya adalah antrian pada sebuah tempat pengisian bahan bakar kendaraan.

 SPBU PERTAMINA 31-164-01 (Jalan Margonda Raya)

4. Multi Channel-Multi Phase


Sistem Multi Channel-Multi Phase ini menunjukkan bahwa setiap sistem mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga terdapat lebih dari satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu bersamaan. Contoh pada model ini adalah: pada pelayanan yang diberikan ketika memasuki ruang seminar, memerlukan pembelian tiket, registrasi ulang, menngambil snack, mengikuti seminar, dan pengambilan sertifikat.

Seminar HMTS Gunadarma 2018

Rekayasa Lalu Lintas

Solusi Kemacetan Pintu Kereta Jalan Raya Lenteng Agung


Jalan raya adalah suatu lajur tanah yang di sediakan khusus untuk sarana/prasarana perhubungan darat yang dibuat sedemikian rupa untuk melayani kelancaran arus lalu lintas. Sarana prasarana perhubungan tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi pelayanan arus lalu lintas, guna untuk memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ketempat lain.

Kelancaran lalu lintas di jalan raya sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan pelayanan yang dapat diberikan oleh setiap bagian jalan raya tersebut, antara lain oleh lebar  jalan dan jumlah jalur. Semakin bertambah banyak jenis dan jumlah lalu lintas yang melewati suatu jalan raya, maka lalu lintas menjadi semakin ramai. Keadaan seperti ini diartikan bahwa kepadatan lalu lintas menjadi semakin tinggi dan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh bagian-bagian jalan raya menjadi semakin rendah.


Pelayanan yang semakin rendah mengakibatkan munculnya masalah, masalah yang dimaksud adalah kemacetan. Menurut Wikipedia Kemacetan merupakan situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. (gambar 1)

Salah satu kasus kemacetan yang akan penulis angkat disini adalah kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Lenteng Agung. Jalan Raya Lenteng Agung merupakan salah satu akses jalan yang menghubungkan Jakarta dan Depok. Jalan ini selalu dalam keadaan ramai oleh kendaraan roda 2 hingga roda 4 dan sudah menerapkan sistem one way. Walaupun sudah menggunakan Sistem satu arah, namun banyaknya kendaraan melintas mengakibatkan timbulnya titik kemacetan. Titik kemacetan yang penulis maksud terletak pada lalu lintas dari Jakarta menuju Depok dengan area spesifik pada putaran balik Jalan Raya Lenteng Agung yang melalui perlintasan rel kereta api. Putaran balik ini mengakibatkan kemacetan sepanjang 200 meter. 




       Apabila dikaji lebih dalam kemacetan pada persimpangan Jalan Raya Lenteng Agung disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.    Lamanya waktu tunggu palang pintu kereta api.
2.    Arus lalu lintas yang tinggi pada Jalan Raya Lenteng Agung menuju jalan Margonda Raya.
3.   Banyak kendaraan yang keluar dari Jalan Lagga Raya dan langsung menuju perlintasan kereta api.
4.    Kendaraan yang berbaris untuk berputar tidak pada tempatnya.



Untuk mengurangi angka kemacetan langkah yang penulis rekomendasikan adalah dengan memindahkan letak palang pintu kereta api kearah lebih ke selatan. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang bagi kendaraan yang keluar dari Jalan Lagga Raya untuk langsung menuju Jalan Raya Lenteng Agung tanpa mengganggu kendaraan yang melintas. Saat ini jarak antara palang pintu kereta Jalan Raya Lenteng Agung dan Jalan Lagga Raya berjarak kurang dari 70 meter. Apabila arus kendaraan yang keluar dari Jalan Lagga Raya cukup besar dan kendaraan langsung memutar balik di palang pintu kereta maka dapat mengganggu arus lalu lintas di Jalan Raya Lenteng Agung, dan mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.

Langkah lain yang ingin saya rekomendasikan adalah dengan melakukan pembangunan separator jalan. Untuk kendaraan yang akan memutar balik sudah diberikan pemisah jalan sehingga kendaraan yang ingin melaju ke Depok tidap perlu menunggu perlintasan kereta api.

Untuk solusi yang saya berikan sebagai calon engineer adalah dibangunnya under pass untuk memutar balik. Solusi ini akan cukup menguras keuangan pemerintah, namun menurut penulis cara ini sangat ampuh untuk mengatasi kemacetan. Bisa dikatakan seperti itu, karena tiap-tiap kendaraan yang akan memutar tidak perlu lagi menunggu pada perlintasan kereta api. Letak under pass yang penulis sarankan adalah persis ditempat yang sama dengan solusi yang saya kemukakan sebelumnya, yaitu kearah lebih selatan dari palang pintu kereta saat ini.


Beberapa rekomendasi penulis diatas diharapkan dapat menjadi pertimbangan sebagai solusi menciptakan Jalan Raya Lenteng Agung yang aman dan nyaman, tanpa kemacetan serta mengurangi kemacetan dititik titik persimpangan Jalan Raya Lenteng Agung.